Sabtu, 19 November 2011

Kuaci Mewabah

Kemarin aku sudah sampaikan efek dari demam kuaci. Untuk mebuktikan bahwa klaimku itu tidak mengada-ada sekaligus meyakinkan badan kesehatan PBB (NATO -> aku masih ingat banget, padahal ini pelajaran waktu SD dulu, mata pelajaran kimia kalau gak salah..!) untuk segera bertindak maka kulampirkan beberapa dari jutaan foto yang kupunya. Hal ini kulakukan semata-mata demi kebaikan orang-orang di sekitarku dan untuk mendapatkan Ridho Ilahi, karena aku yakin tanpa Ridho Ilahi aku tidak bakalan terkenal..!

Gina.. Pamer kuaci kepada semua orang..!


Jari-jarinya Mia (Ketahuan jeleknya..), selalu siap merenggut kuaci dari siapa saja..!


Pak Tur melarikan diri setelah merenggut kuaci milik Echi..! Tapi sikunya sempat tertangkap kamera..

Mia sampai bela-belain nahan pipis demi menikmati.. Hah..? 5 bungkus kuaci..??!

 
Efektifitas kerja dan efektifitas komunikasi tidak boleh mengganggu efektifitas makan kuaci..!


Pas sisa kulitnya aja, gak ada yang mau rampas..!


Mba' Hesti yang punya fokus tinggi juga bisa tertular..!!!


Meskipun Adi belum adakan traktiran gaji pertama, tapi dia kita kasi keringanan, mengingat demamnya cukup parah..!


Perbedaan antara "atasan" dan "pemimpin" adalah: kalau "atasan" memberi perintah pada karyawannya untuk melaksanakan, "pemimpin" memberi contoh dan melaksanakan bersama karyawannya..! Pak Feri jelas merupakan seorang "pemimpin"..!


Amel senang dapat kuaci..!
Dan seperti yang saya katakan di postingan sebelumnya, bahwa Ucok akan dengan senang hati datang membantu Amel menghabiskan kuacinya..!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar